Tenun Ikat
Wow, ternyata jenis tenun yang satu ini sudah ada sejak zaman prasejarah. Dengan teknik menganyam dua benang dengan sebuah alat, awalnya tenun ikat disandingkan dengan jenis tenun yang benang berposisi vertikalnya diikat. Namun pada perkembangannya, ada juga jenis tenun ikat yang bagian benang horizontalnyalah yang mengalami pengikatan selama penenunan. Tenun yang bagian benang vertikalnya diikat dikenal dengan istilah tenun ikat lungsi, sedangkan tenun yang bagian benang horizontalnya diikat disebut sebagai tenun ikat pakan. Untuk bahannya sendiri, tenun ikat biasa dihasilkan dari hasil penganyaman kapas maupun sutra.
Tenun ikat lungsi banyak ditemukan di daerah Sumatra dan Sulawesi. Mulai dari suku Batak, Minahasa, hingga Toraja mengenal jenis kain yang satu ini. Tidak ketinggalan, orang-orang Flores pun banyak mempraktikkan cara menenun dekat mengikat kain yang lajurnya vertikal dengan alat tenunnya. Khusus di Pulau Sumatra, tenun ikat lungsi kerap juga disebut sebagai ulos. Sementara itu, kamu akan banyak menemukan jenis kain tenun ikat pakan di daerah Pulau Dewata, Bali.
Songket
Kalau jenis kain tenun yang satu ini pasti pernah kamu dengar dong? Ya, kain tenun songket kerap menjadi kain adat yang sangat populer, khususnya di kawasan Sumatra. Jambi dan Palembang merupakan dua daerah yang banyak memakai jenis kain ini dalam berbagai acara. Tidak mengherankan sebab pada mulanya kain songket berkembang karena datangnya para pedagang China ke Sumatra yang menjual sutra emas. Dari Sumatra, barulah sutra emas tersebut menyebar juga ke Sulawesi sehingga di daerah ini kamu juga bisa menemukan banyak songket dengan motif ciamik.
Pada dasarnya, baik tenun songket maupun tenun ikat tidak berbeda jauh. Keduanya sama-sama dibuat dengan menganyam dua jenis bening yang lajurnya dibuat vertikal dan horizontal melalui bantuan alat dan bilah-bilah kayu. Hanya saja, pada songket, ada teknik tambahan berupa penyukitan atau teknik cukit, yakni ada bagian benang yang sebelum dianyamankan ke jalur yang lain diangkat dan setengah dipelintir terlebih dahulu menggunakan sebuah alat. Namun, teknik ini tidak berpengaruh besar pada tekstur songket. Yang paling membedakan songket dengan jenis kain tenun biasa tak lain pada jenis benang yang dipakai. Pada songket, selalu ada benang emas atau benang perak yang terhias pada permukaan kain.
Sangat terkenal dari masa lampau, tidak heran kamu akan mudah menemukan beragam jenis kain tenun di berbagai penjuru Nusantara. Tentunya tiap daerah memiliki keunikannya masing-masing. Berikut ini adalah beberapa penjabaran mengenai daerah-daerah yang memiliki beragam jenis tenun cantik dengan motif yang memukai.
1. Tenun Sumatra
Kalau kamu mencari surganya kain tenun, Sumatra adalah jawaban yang tepat. Hampir di tiap daerah di pulau ini memiliki jenis tenun khas yang diperuntukkan untuk berbagai acara adat. Nah, berikut ini adalah beberapa tenun Sumatra yang terkenal, yang namanya bahkan sudah mendunia.Ulos dari Batak
Suku yang satu ini memang menyebut jenis tenun ikat sebagai ulos. Bukan hanya satu, di sini kamu bisa menemukan beragam jenis ulos yang masing-masing punya kegunaan spesifik. Ada ulos yang selalu dipakai saat sukacita, namanya ulos bintang marutur. Sementara itu, ada pula jenis ulos dukacita yang biasa dipakai saat melayat orang meninggal, yang disebut sebagai ulos antak-antak.
Meskipun biasa dipakai untuk acara adat, ada juga loh ulos yang kerap dipakai untuk menambah estetika penampilan, yaitu ulos pinan lobu-lobu. Nah dari semua itu, ada juga jenis tenun yang disebut sebagai ulos pinuncaan. Tenun yang satu ini digadang-gadang sebagai tenun termahal buat suka Batak. Fungsinya pun ganda, bisa digunakan untuk acara adat sukacita maupun dukacita, tentunya dengan syarat-syarat tertentu. Soal warna ulos, rata-rata tenun dari suku ini cenderung menggunakan warna netral, seperti hitam dan cokelat. Namun, ada juga warna-warna cerah. Tapi ingat, warna pada ulos tidak selalu menentukan peruntukannya loh.
Pandai Sikek dari Minangkabau
Jenis kain tenun dari Sumatra Barat ini dapat digolongkan sebagai songket karena menggunakan benang emas dan perak saat pembuatannya. Tidak hanya itu, ada pula campuran benang katun pada jenis kain ini sehingga nyaman sangat dipakai.
Untuk warnanya sendiri selain mengandalkan warna emas, tenun pandai sikek biasanya memakai warna-warna cerah. Tak heran sebab penggunaan songket ini lebih ke arah acara-acara adat yang gembira. Tenun pandai sikek biasa dipakai dalam acara perkawinan. Jenis kain ini kerap dijadikan kain pada pakaian mempelai. Selain itu, songket yang motifnya selalu mengandung unsur belah ketupat dan kembang ini juga dipakai untuk acara adat syukuran rumah.
Songket Jambi
Bisa dibilang, tenun songket merupakan salah satu hasil budaya Jambi yang namanya sudah dapat dibanggakan ke mana-mana. Tidak hanya mengandalkan teknik tenun yang tidak mudah, songket Jambi pun unggul dalam hal pemberian motif. Tentunya pula, tiap motif yang ada dalam songket Jambi memiliki maknanya masing-masing.
Mulai dari motif durian pecah sampai suluran kembang merupakan corak yang khas dari songket di daerah ini. Namun dari semua itu, motif suluranlah yang paling terkenal karena memang merupakan corak awal yang ada di songket Jambi. Maknanya sendiri lebih ke arah lambang perempuan. Selain itu, yang terkenal lainnya adalah motif durian pecah yang bermakna kesuburan di tanah daerah tersebut. Soal warna pun, songket Jambi memiliki keanekaragaman, mulai dari merah, hitam, dan biru.
Songket Palembang
Dipercaya bahwa masyarakat Palembang sudah mulai mengenal teknik menenun songket dari zaman Kerajaan Sriwijaya. Tidak mengherankan pula jika hingga kini Palembang terkenal sebagai daerah penghasil songket-songket berkualitas dengan beragam motifnya yang cantik. Untuk motifnya sendiri, songket dari daerah ini tidak memiliki perbedaan yang terlalu jauh dari songket Jambi sebab kedua wilayahnya berdekatan.
Songket-songket di Palembang tergolong jenis songket lepus yang hampir seluruh bagian kainnya dibuat dari benang emas dan songket tawur yang jalinan benang emasnya dibuat menyebar. Ini karena pada masa lalu, songket merupakan salah satu kain kerajaan. Motif yang terkenal dari songket Palembang, antara lain corak bunga tanjung yang digunakan untuk menyambut tamu dan motif pucuk rebung yang biasa dijadikan kain pengikat kepala sebagai lambang keberuntungan.
2. Tenun Kalimantan
Di tanah Borneo ini, kamu juga bisa melihat kekayaan hasil budaya Indonesia dari banyaknya jenis kain tenun khas tiap daerah di pulau ini. Beberapa jenis tenun dari Kalimantan bahkan sudah mendapat atensi desainer berskala internasional loh!Tenun Doyo dari Kalimantan Timur
Jenis tenun dari Kalimantan ini termasuk tenun ikat yang benangnya dibuat dari bahan dasar serat daun khas yang ada di daerah tersebut. Tidak hanya memakai material khas di wilayahnya, motif-motif tenun doyo pun mengambil corak dari bentuk hewan, tumbuhan, hingga cerita mitologi yang berkembang di suku Dayak yang ada di kawasan itu.
Tenun cantik yang kerap mengambil unsur warna merah, cokelat, dan hitam ini hanya dipakai pada waktu-waktu tertentu oleh penduduk di daerah tersebut. Paling sering, tenun doyo digunakan sebagai mas kawin pada acara adat pernikahan. Selain itu, tentunya banyak juga upacara adat yang mengharuskan para penduduk di daerah tersebut memakai jenis kain ini sebagai pelengkap busana.
Tenun Pagatan dari Kalimantan Selatan
Nah, ini dia jenis kain tenun yang kerap kali dilirik oleh para desainer dunia! Tenun pagatan yang merupakan kain khas Kalimantan Selatan ini dianggap memiliki corak yang begitu unik dan menarik sehingga mudah diaplikasikan ke dalam berbagai mode fashion yang tengah berkembang. Terkenal di Kalimantan Selatan, nyatanya tenun ini dulunya dibawa masuk ke Pulau Borneo oleh masyarakat Bugis asal Sulawesi.
Benang sutera menjadi material dasar pembuatan kain ini sehingga terproduksi kain yang lembut dan halus. Untuk motifnya, pagatan termasuk jenis tenun yang kaya corak. Yang paling terkenal adalah motif pasullu. Semua motif yang ada pada tenun pagatan mulanya merupakan kain khas bangsawan, namun kini sudah kerap dipakai untuk kegiatan sehari-hari.
Tenun Sambas dari Kalimantan Barat
Kamu akan sulit mengalihkan pandangan jika sudah melihat pesona dari tenun asal Kalimantan Barat ini. Termasuk jenis kain tenun pakan yang kerap dihiasi benang emas, tenun sambas memberikan keunikannya dengan adanya motif pucuk rebung yang menyerupai tunas bambu di hampir tiap kainnya. Maknanya sendiri adalah kerendahan hati dan semangat untuk terus maju.
Tenun sambas kerap dipakai untuk berbagai acara besar adat. Mulai dari acara musyawarah daerah hingga perayaan khitanan, kain ini menjadi pakaian adat yang memberikan makna tersendiri dengan motif pucuk rebungnya. Mengenai warna, kain sambas biasanya merah, cokelat, atau biru.
3. Tenun Sulawesi
Yang tidak boleh ketinggalan adalah Sulawesi. Seperti yang sempat disinggung di jenis kain tenun asal Kalimantan, ternyata Sulawesi memberikan sumbangsih terhadap pemberian corak dan teknik tenun Pagatan!Kain Tenun Toraja
Dibuat dengan teknik ikat dan menampilkan kemegahan, pada kenyataannya kain tenun ala Toraja dipakai sebagai alat untuk menutup jenazah. Ya, di daerah Toraja, upacara pemakaman dianggap sangat sakral dan jenazah diperlakukan layaknya pengantin. Ini karena kain tenun di Toraja juga menjadi perlambang status sosial. Namun, untuk kain jenazah ini, biasanya dibuat tenun yang berwarna hitam.
Untuk motif, kain tenun Toraja biasanya bercorak tongkangan, yang merupakan rumah adat di daerah tersebut dan kerbau. Motif-motif tersebut merupakan gambaran kehidupan masyarakat yang ada di kawasan tersebut. Mengenai maknanya sendiri juga merujuk pada kehidupan alam dan keseimbangan bermasyarakat.
Tenun Buton
Awal mulanya, kain tenun Buton digunakan sebagai busana yang melambangkan status seorang wanita. Mulai dari status pernikahan hingga sosial seorang perempuan Buton dapat dilihat dari warna maupun corak yang ada di jenis kain tenun ini. Beberapa motif khas tenun daerah ini, antara lain corak delima bongko dan betano walona koncuapa.
Tenun Buton merupakan jenis kain yang memiliki banyak pilihan warna. Kamu bisa menemukan tenun Buton dalam warna merah, oranye, biru, hingga hijau. Semuanya melambangkan alam yang ada di kawasan tersebut. Tidak hanya untuk pakaian adat, tenun di Buton kerap pula dijadikan hiasan dinding.
Tenun Donggala
Jenis tenun yang dulunya biasa dipakai untuk berbagai acara besar—seperti pesta pernikahan—ini sekarang mulai dipakai guna beragam kegiatan sehari-hari. Bahkan tenun donggala sudah dianjurkan sebagai pakaian dinas di kawasan Donggala, Sulawesi Tengah. Selain untuk acara gembira, seperti pesta pernikahan dan penjamuan tamu, tenun Donggala juga kerap dipakai sebagai lambang kedukaan, yakni kain tenun Donggala yang berwarna hitam atau ungu.
Tenun Donggala pun kaya motif. Rata-rata, corak tumbuhanlah yang dijadikan motif-motif untuk kain khas dari Donggala ini. Mulai dari motif bunga terung, bunga mawar, sampai bunga kamboja bisa kamu dapati saat mencari kain tenun Donggala.
4. Tenun Nusa Tenggara
Kebanyakan tenun yang ada di kawasan Nusa Tenggara merupakan jenis tenun ikat. Banyak sekali motif yang ada di jenis tenun ini, namun dapat dibedakan menurut daerahnya, yaitu Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Tenun NTB
Bima dan Sasak merupakan dua daerah penghasil tenun khas NTB yang motifnya banyak dikenal masyarakat. Garis-garis loreng dan segitiga zigzag merupaka dua corak yang paling banyak dibuat di dua daerah ini sebagai bahan busana sehari-hari. Namun selain itu, ada juga motif kembang segienam dan kotak-kotak yang biasa dipakai untuk acara pesta adat.Tenun NTT
Jenis tenun ikat di NTT biasa digunakan untuk beragam kegiatan sehari-hari. Mulai dari dijadikan selendang sampai untuk sarung bantal, tenun di NTT rasanya sudah menjadi bagian dari aktivitas masyarakat. Secara motif, tenun NTT lebih memiliki corak yang mengambil pemandangan dari alam di sekitarnya, seperti hewan-hewan. Makanya, kamu bisa menemukan motif burung, kuda, kerbau, sapi, dan burung. Rata-rata, motifnya sendiri bermakna keberanian dan kekuatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar